Minggu, 23 Februari 2014

Bocil Lagi :)


kemarin pagi
baca whatssapp , pagi sekali tiba tiba dia ngirim link
kak ini buat kakak ..
ternyata dia juga menulis blog
hahahhahaha
gue gak bilang gue banyak nulis tentang dia di blog ini .. dia sama sekali gak tau
dan liat tulisannya ketawa , nangis , miris karena sama persis .
bocil is me hahahha
mau save , bisa di baca lagi besok besok




KAKAK PEREMPUAN MANIS

Namanya unik. Kamu akan bertanya setidaknya dua kali saat berkenalan dengannya. “Enje?”. Lalu, dalam hati, kamu mulai berpikir harus mengeja nama itu dengan “e” yang bagaimana. Tapi, jangan takut bertanya, dia akan menjadi kenalan yang menyenangkan untuk kamu. Entah sehari, seminggu, sebulan, atau selamanya. Kamu akan di ajak ke tempat-tempat yang menenangkan, yang memungkinkan kamu bisa bercerita panjang lebar. Jika kamu pecinta sastra atau buku bacaan apapun yang tak serumit rumus matematika, atau seberat teori fisika, kalian akan cepat bekerjasama. Lalu, menemukan pembenaran polos yang cerdas dalam obrolan kalian. Dan klik! Seperti kunci pada gembok yang tepat, kalian akan merasa menjadi sepasang peri yang terbang di dunia baru, dan berceloteh hingga pagi.
Rambutnya ikal panjang. Namun semakin cantik tertutup hijab. Tapi, jangan anggap dia serapi rambutnya yang tertutup. Kamu akan diperkenalkan pada jok belakang mobilnya yang berantakan lebih dari gudang anak laki-laki yang tinggal sendirian, mungkin. Tapi, percayalah, dia akan menikah di bulan Juni, dan merawat anak-anaknya yang lucu, menjadikan mereka pintar seperti dirinya. Kamu juga akan sering mendengar tawanya yang terlalu pecah. Menuju aneh mungkin. Atau berisik, tak ada yang bisa memastikan. Tapi, uniknya, ia tetap ingin tinggal di daerah yang tenang, di pesisir pantai.
Sifatnya begitu lembut. Lembut sekali. Kamu akan sangat disayang, karena dia penyayang semua teman-temannya. Tak heran, ia begitu benci kehilangan, jadi jangancoba-coba meninggalkannya. Dia sangat manja, anak perempuan nomor satu papanya. Wajar, ia ingin diprioritaskan siapapun, dimanapun. Satu hal darinya, dia melakukan apa pun dengan hati. Tersayat sedikit hatinya, robeklah bendungan air matanya. Tapi, hatinya luas. Amat luas dan sederhana. Bersih, karena sering menghirup udara pagi, olahraga, dan diisi rasa syukur. Hatinya juga transparan. Apa yang ia ucapkan adalah apa yang hatinya katakan. Sesimple itu hidupnya.
Dia, kakak perempuanku yang manis. Semanis tempat-tempat yang pernah kita datangi. Semanis dua anak manusia dengan khayalannya di malam yang juga manis. Semanis kerenyahan tawa yang melambung demi ironi tentang cinta, dan badboy yang di bikin jatuh hati. Semanis hening yang membahasakan rasa sayang kakak dan adik.
Mereka tak sadar, hilang adalah keadaan lebih parah lagi dari mati. Dari tewas. Duka oleh hilang tak boleh, tak pernah, tak pernah, penuh dan resmi. Tegak Lurus Dengan Langit  -Iwan Simatupang-
Berkali-kali saya menyetujui pernyataan di atas. Karena, berkali-kali saya menangis hariini. Menangisi kehilangan. Saya adalah perempuan kecil –yang akhirnya juga disebut bocil atau bocah kecil- yang gak pernah mikir besok. Bagi saya besok adalah besok dan hari ini adalah hari ini. Tapi, Allah sedang iseng dengan saya sehingga saya tahu apa yang harus saya lakukan dalam beberapa bulan lagi. Yaitu, pulang ke Jambi, daerah saya.
Berhari-hari saya gak mau mikir. Tapi, berhari-hari itu juga ternyata dunia gue kayakkebalik. Terus, tiba-tiba ada video klip Bruno Mars yang judulnya It Will Rain, dan saya bilang ke sahabat saya “itu tuh keadaan saya saat ini”. Sambil menunjuk ke scene Bruno yang duduk diam –galau-.
Berulang-ulang saya chat kakak kesayangan saya, Kak Enje. Chat yang hampir sama. Intinya saya bilang saya sedih. Dia bilang dia yang sedih karena saya ninggalin dia. Padahal Allah tahu saya akan kehilangan banyak. Kak Enje, yang demi apapun, selalu jadi temen ngobrol paling asik dan mengisi. Malam di Jakarta, yang cuma Allah yang ngerti, gimana saya cinta malam Jakarta yang rame. Orang-orang terkasih yang begitu banyak mengajarkan di kantor sekarang. Saya kehilangan.
Bertetes-tetes air mata turun. Tapi, satu tawa lucu juga bisa saya bagi. Ternyata, hidup itu lebih seru begini. Tiba-tiba. Bukannya itu yang dulu selalu saya ucapkan. Saya ingin punya jodoh yang bisa tiba-tiba ngajakin nonton theatre. Jodoh yang bisa tiba-tiba nyatain rasa sayangnya kapanpun. Jodoh yang tiba-tiba bawa saya ke tempat sepi cuma untuk liat langit malem-malem. Saya suka kejutan tiba-tiba. Dan saya anggap, ini kejutan Allah, yang selalu menyapa saya dengan “tiba-tiba”-Nya.
Saya mungkin perlu merespon dengan tawa manis biar Allah tahu tiba-tiba itu rasanya warna-warni. Kayak es krim paddle pop yang saya suka. Kayak pelangi yang cantik. Yah, bisa juga kayak benda yang muncul pas i-mac kamu lagi loading. Terserah kamu mau anggap kejutan-kejutan kecil dalam hidup kayak apa. Tapi, ga ada ruginya kan anggap itu sebagai kado kecil dari Allah. Isinya peta ke arah yang lebih membahagiakan. Dibungkus dengan cinta dari Sang Maha Penyayang. Terakhir, diikat sama pita warna-warni. Dan setelah meyakinkan kalo ini kayak pelangi yang turun setelah hujan, atau kayak laki-laki yang tiba-tiba datang bawa es krim pas kerjaan numpuk dan langsung ngajakin naik motor ke suatu bukit cuma untuk liat langit malam, saya tiba-tiba menghapus air mata saya. Semakin melebarkan senyum. Memejamkan mata. Menghirup nafas. Dan bilang dalam hati yang selalu dijaga biar tetep putih “Alhamdulillah. Tenangkan dan damaikan hati anak kecil ini, Allah. Ga akan ada teman yang hilang kan? Malam juga ga akan hilang kan?”

Dalam penguatan keputusan untuk pulang.

Kontrakan paling nyaman,
17 Februari 2014 pukul 01:49

******* 
"baca ini nangis lagi , Bocil kampret !!!!! "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar