Selasa, 15 September 2015

Galang, Rabbit dan Robbot



Tadi sekitar jam 1 siang , saya menelp anak kecil itu Aiz namanya. Tiba tiba dia melaporkan kalau satu kelincinya yang bernama Robbot tadi pagi mati , dan dia sudah menguburnya di tanah yang dia gali dalam kata dia. Pintar sekali anak itu menceritakan , entah kenapa anak itu selalu membuat saya semangat, kadang saya tidak ingin dia besar saya mau dia kecil dan menyenangkan saja seperti sekarang. selalu ingin cepat cepat akhir pekan membayangkan tertawanya yang renyah , mendengarkan dia bercerita tentang teman temannya di sekolah. yah walaupun tidak setiap waktu dia menyenangkan kadang dia keras kepala dan gak bisa di kasih tau , belum lagi permintaannya yang ini itu . tapi dia cerdas sekali ..


dan entah kenapa setelah menulis surat untuk sutradani dan mengirimnya lewat email saya lega sekali, banyak sedih yang berkurang .


Allah Saya mau menikah , Longgarkan dada saya selonggar longgarnya. Ringankan langkah saya, dan bukalah seluas luasnya rezeki saya . Aamiin

Selasa, 08 September 2015

Tuhan Yang Maha Esa



begitu saya tidak tau apa apa, begitu ini menyakitkan , begini saya dibuat susah payah . tadi malam saya bermimpi , saya di buat bahagia kemudian nelangsa karena di tinggal pergi begitu saja. ada dia yang membuat saya berhenti linglung dan kemudian saya berjalan lagi .. peran yang sama ada Alfi yang membuat bahagia dan pergi begitu saja. dan kemudian Sutradani datang membeitau saya dalam kelinglungan ..

saya perempuan yang sering di buang, itu saja yang saya paham. saya perempuan sukar di pahami yang membuat orang pergi angkat kaki meninggalkan saya. tapi tidak apa apa Tuhan Maha Esa, dia tidak akan tega membuat saya ketakutan dan sendirian .

saya akan di berikan keyakinan , saya akan sembuh dari tangisan tiba tiba . saya akan sembuh dar ancaman ancaman masa lalu , saya berharga untuk saya sendiri dan keluarga saya . saya tidak di pilih dan buang dengan banyak alasan .. semoga saya segera sembuh .

Senin, 07 September 2015

September 2015


Suatu sore di kubikel di Jakarta Pusat seorang perempuan , memegang segelas teh panas meminumnya pelan pelan. karena banyaknya orang yang memutar "Semptember Ceria" yang di nyanyikan Vina Panduwinata si perempuan memasang earphone di telinga memutar lagunya , tiba tiba dia gemetar sambil memegang gelas .  dia menahan nangis , dan cepat cepat ingin menghabisi minumannya. ternyata kampus itu telalu menyakitkan kenangannya , dia tidak pernah bisa baik baik saja untuk menerima kenyataan bahwa dia di sakiti . sakit yang lantas membuatnya tidak percaya diri , sakit yang sering menyerangnya dengan tangisan sesak tiba tiba saja. kenapa semua orang bisa pindah dan memaafkan tapi justru saya masi mengingat mengingat. mungkin saja saya sakit jiwa , sepertinya ada yang salah . kadang saya jatuh cinta kadang itu tidak juga. saya sakit jiwa , saya membahayakan diri saya sendiri .. saya sakit karena semua hal yang dia buat .  saya ..